Apakah Mindset dapat Berubah?
Dua minggu lalu, saya membeli sebuah buku tentang mindset (pola pikir). Tebalnya lebih dari 300 halaman. Penulisnya dari luar negeri. Kalau melihat tebal buku, harganya masih ok.
Penulis ingin tahu apa isi buku itu dan mau menemukan jawaban pertanyaan 'Bagaimana merubah mindset? Bagaimana merubah kebiasaan pikiran?'
Saya membacanya sampai habis. Setelah selesai membaca buku itu, saya tidak puas atas isinya. Buku itu banyak mengisahkan apa dampak dari mindset yang berkembang, tetapi tidak memberikan informasi tentang bagaimana merubah mindset.
Apakah Mindset dapat Berubah?
Merubah pola pikir sampai pada tingkat yang paling mendasar adalah sesuatu yang tidak mungkin. Ini bukan hasil karya manusia semata.
Merubah mindset tidak tergantung kepada kekuatan manusia itu sendiri. Seberapa besar pun usaha yang dilakukan, perubahan total tidak mungkin terjadi.
Kelihatannya,
perubahan pola pikir terjadi pada diri manusia. Membaca buku,
mengikuti sebuah pelatihan, mendengar ceramah yang menginspirasi, mendengar kata-kata mutiara dari video di media sosial, mendengar
nasihat orang tua, teman dekat dan sahabat, melakukan pencarian
informasi terkait perubahan pola pikir- ini beberapa usaha yang dilakukan. Namun demikian, apakah usaha-usaha ini menghasilkan
perubahan mindset?
Tanpa Informasi Bermutu Tidak Terjadi Perubahan Mindset yang Positif
Tanpa
informasi berbobot tidak mungkin ada perubahan pola pikir. Tidak
mungkin ada perubahan mindset kalau tidak ada informasi yang bermutu
masuk ke dalam pikiran. Tidak akan terjadi perubahan kebiasan pikiran
bila tidak ada informasi yang baik diterima.
Di
tahap menerima informasi saja sudah ada tantangan. Bagaimana mendapat
informasi yang berbobot? Apakah teman bisa memberikan informasi bermutu?
Apakah sahabat dapat memberikan nasihat yang baik? Apakah teman sekerja
dapat memberikan informasi yang dapat merubah pikiran? Siapa yang dapat
menjamin bahwa informasi yang mereka berikan benar? Bagaimana kita tahu
nasihat itu berbobot?
Mungkin sosok yang paling aman untuk ditanya adalah orang tua. Namun, di sini pun ada masalah. Apakah orang tua dapat memberikan informasi yang benar untuk merubah mindset? Apakah orang tua mempunyai pengetahuan tentang itu? Dari mana ia mendapat pengetahuan demikian?
Apakah
ia membaca buku? Kalau ia tidak membaca buku, bagaimana nasihatnya
dapat dipercaya? Kalau sebatas nasihat ringan ok-lah, tetapi apakah
informasi dari orang tua dapat dipegang untuk merubah mindset?
Opsi lain adalah menghadiri pelatihan yang diadakan oleh motivator-motivator top. Di sinipun bisa muncul pertanyaan yang sama. Bagaimana kita tahu nasihatnya benar? Bagaimana kita tahu pemikirannya dapat dipercaya? Bagaimana kita tahu informasi yang diberikan dapat mengubah pola pikir?
Ada pelajaran dari masa lalu. Ada motivator yang sangat terkenal di Nusantara, tetapi akhirnya namanya tidak terdengar lagi; nasihatnya sudah tidak ada lagi.
Membaca Buku
Opsi lain lagi adalah buku. Ini relatif mudah dilakukan. Cukup datang ke toko buku dan mencari buku-yang mungkin menjawab pertanyaan seputar perubahan pola pikir. Namun, pertanyaan yang sama akan muncul juga. Apakah pemikiran yang didapat dari buku benar? Bagaimana kita tahu bahwa buku itu menyajikan informasi yang benar untuk merubah mindset?
Untuk merubah pola pikir dibutuhkan informasi yang benar; untuk menemukan informasi yang benar dibutuhkan 'alat' untuk mengetahui apakah informasi itu benar atau tidak.
Kita harus membuat pilihan. Kita mungkin hanya akan membaca buku-buku yang ada, dan berharap mendapatkan solusi untuk merubah mindset.
Apakah Rasio Mampu Membedakan Apa yang Baik dari yang Tidak?
Sekilas, ada solusi. Rasio masih dapat membedakan apa yang benar dari yang tidak. Apakah pemikiran yang didapat dari buku benar? Rasio adalah satu satunya yang dapat dipercaya. Rasio adalah satu-satunya dari eksistensi kita yang masih dapat diandalkan untuk membedakan yang benar dari yang tidak. Itu menurut Plato dan Descartes. Apakah benar demikian?
Bukankah pendapat Descartes disanggah oleh John Locke? Descartes mengatakan bahwa pengetahuan yang dimiliki merupakan bawaan lahir. Menurut John Locke, hanya lewat pengalaman kita mempunyai pengetahuan. Hanya melalui indera- dilihat oleh mata atau didengar oleh telinga- ada pengetahuan; tanpa bantuan indera tidak ada pengetahuan. Jadi, antara dua pemikir saja sudah sudah ada perbedaan bagaimana kita mendapatkan informasi.
Di mana Ada Kemauan di situ Ada Jalan
'Di mana kemauan di situ ada jalan,' kata pepatah kuno. Ketika ada kemauan untuk mencari informasi yang benar di situ ada jalan. Namun, apakah jalan ini mudah didapat? Bukankah jalan itu juga sulit ditemukan? Bahkan mungkin jalan itu juga tidak dapat ditemukan manusia?
Informasi yang baik adalah sesuatu yang mustahil. Di dalam pikiran bisa muncul keraguan terhadap orang lain. Hume meragukan segala sesuatu. Bagaimana mungkin kita meragukan segala sesuatu?
Descartes mengatakan bahwa secara prinsip kita dapat meragukan segala sesuatu, tetapi ia juga mengatakan bahwa satu hal yang pasti adalah bahwa saya meragukan sesuatu dan saat saya meragukan sesuatu saya berpikir. Ini 'melahirkan' ungkapan yang terkenal, "Karena saya berpikir saya ada. Cogito ergo sum"
Tidak mudah mendapat informasi yang benar. Informasi yang dianggap benar belum tentu benar. Informasi yang dianggap salah bisa saja benar. Ada pertarungan di dalam pikiran. Yang mana yang benar dan yang mana yang salah- ini tidak selalu mudah dibedakan rasio.
Tidak Berhenti Berusaha Merubah Mindset
Sekalipun rasio mempunyai kemampuan untuk membedakan mana yang baik dan mana yang tidak- rasio tidak mempunyai kompetensi yang mumpuni. Rasio tidak dapat dipercaya sepenuhnya. Rasio bisa salah. Perubahan mindset tetap misteri, tetapi usaha-usaha merubah pola pikir harus tetap dilakukan.
---0---
Salah satu buku yang dapat menuntun Anda memecahkan masalah seputar perubahan mindset adalah buku Habits of the Mind.
Hubungi: 0813-11222-1148 untuk pemesanan buku.
Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com