Parasnya cantik, jelita, perawan, kulitnya putih bersih, matanya indah, umurnya 33 tahun, tidak pernah tua, matanya hanya tertuju pada suaminya, baik, perempuan suci- begitulah sebagian gambaran bidadari surga menurut pembicara sekuler.
Ustadz Jefri Al Buchori pun ikut memberikan andil tentang bidadari surga lewat lagu yang barangkali disukai para gadis yang merindukan pria idamannya. Tere Liye juga menyajikan karakter bidadari lewat novel yang tebalnya 306 halaman dengan judul Bidadari-Bidadari Surga.
Sah-sah saja dengan konsep bidadari surga. Namanya juga manusia; ia punya akal yang dapat berpikir dan menghayal seperti apa karakter dan tampilan perempuan di surga. Imajinasi manusia alami bisa mempengaruhi pikiran untuk berimajinasi tentang perempuan di surga.
Ketika saya kuliah di Bandung, di setiap gang saya dapat melihat gadis-gadis cantik; neng gelis sebutannya. Selain cantik, banyak para gadis di kota Parahyangan ini bicaranya santun dan halus, yang berbeda dengan para gadis dari kota Medan sana.
Di kota yang tidak jauh dari asal sutradara film Ngeri Ngeri Sedap, Bene Dion Rajagukguk, tidak mudah melihat gadis cantik dengan tutur katanya yang santun. Gadis-gadis di sana bicara-nya 'ngegas.' Begitu pengakuan seorang perempuan Medan.
Di dunia ini, tidak mudah mendapatkan perempuan dengan deskripsi bidadari surga. Bisa saja laki-laki mendapatkan gadis cantik sebagai isteri, tetapi karena dosa, perempuan yang cantik bisa ngesalin, berkata kasar, tidak mau melayani suami dan beragam kelakuan isteri yang menurut seorang teman disebut 'persoalan klasik,' yang maksudnya barangkali isteri suka menyalahkan, suka memerintah suami dan beragam tingkah laku isteri yang membuat suami tidak betah di rumah atau betah karena terpaksa.
Ada benarnya beberapa deskripsi mengenai bidadari surga. Yang menggelitik adalah tentang hubungan bidadari surga dan laki-laki di sana. Ada anggapan bahwa kehidupan di surga seperti kehidupan di dunia.
Di dunia, laki-laki punya peluang untuk melihat gadis cantik seperti dari negara Kazakhstan. Bila punya uang banyak, ia punya peluang besar untuk memperisteri perempuan cantik.
Bagi yang punya kantong lebih tebal, ia bahkan bisa mempunyai beberapa isteri. Sudah bukan cerita lama kalau masih banyak perempuan yang mau menerima tawaran dari laki-laki untuk menjadi isteri kalau kompensasinya adalah uang yang menggiurkan. Masih berlaku isi syair 'Ada uang abang disayang'.
Di surga, tubuh perempuan sempurna. Tampilannya seperti gadis yang berumur 25 tahun. Di sana tidak ada perempuan yang kulitnya mengeriput.
Wajah perempuan kinclong sekalipun tanpa 'make up.' Tidak ada juga perempuan yang buah dadanya menggantung seperti buah pepaya. Tahi lalat pun tidak nongol di muka. Perempuan yang gendut juga tidak akan ditemukan di sana.
Selain sempurna, semua perempuan memiliki tubuh yang dimuliakan. Kualitas tubuhnya lebih baik dari kualitas tubuh Hawa saat dicipta. Ketika Hawa dicipta, tubuhnya tidak berdosa, tetapi ia punya peluang untuk berdosa. Di surga, perempuan tidak dapat berdosa lagi.
Dosa, yang membuat tubuh melemah, kulit mengeriput, tubuh menua dan akhirnya berujung di liang kubur, tidak berkuasa lagi karena kuasa yang mematikan ini sudah dihancurkan total oleh Mesias, Sosok yang masih ditunggu-tunggu bangsa Israel sampai saat ini.
Di surga, laki-laki akan melihat bidari-bidari surga. Namun, penghuni-penghuni surga hidup seperti malaikat. Birahi seks tidak ada lagi. Laki-laki dan perempuan tidak akan kawin.
Tidak ada lagi hubungan seks antara laki-laki dan perempuan untuk kenikmatan atau melahirkan anak. Kalau mau menikmati seks dan memiliki perempuan cantik- ini hanya bisa terjadi di dunia.
Anggapan bahwa bidadari surga untuk dinikmati laki-laki yang beriman perlu direnungkan ulang. Saatnya Anda mencari tahu kebenaran tentang bidadari surga sebelum semuanya terlambat. (JM)
Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com