Diskusi Agama Islam dan Kristen
Salah satu grup yang relatif asyik mendiskusikan topik agama adalah grup alumni TM82 ITB. Sudah beberapa tahun ini kami bertanya jawab dengan tempo yang cukup seru. Topiknya mulai dari Kitab Suci, keselamatan, kriteria masuk surga, poligami dan topik lain.
Tentu, diskusi agama Islam dan Kristen tidak bakal mencapai titik temu dalam arti yang sesungguhnya. Masing-masing pihak menyajikan argumentasi dengan menggunakan Kitab Suci yang berbeda. Yang satu menggunakan Alkitab; yang satu lagi menggunakan Al Quran.
Beberapa Catatan
Saya sudah membaca seluruh terjemahan Al Quran, membaca seluruh isi Alkitab dan membuat beberapa catatan. Pertama, di kedua Kitab Suci (terjemahan), muncul nama-nama orang kuno seperti Adam, Hawa, Nuh, Abraham, Lot, Ishak, Ismail, Yakub, Esau, Yusuf, Musa, Yunus, Daud, Sulaiman, Yesus (Nabi Isa), dan nama-nama lain.
Nama tidak persis sama. Misalnya, nama Yesus di Alkitab disebut Isa di Al Quran. Nama Abraham di Alkitab disebut Ibrahim di terjemahan Al Quran.
Kedua, ada perbedaan menyolok antara Alkitab dan terjemahan Al Quran dalam hal narasi. Narasi di Alkitab jauh lebih lengkap dan rinci daripada narasi yang disajikan di terjemahan di Al Quran. Diskusi Agama Islam dan Kristen
Kisah Abraham misalnya, sangat jelas disajikan- mulai dari Tuhan memanggilnya dari Kota Ur, Abraham mengembara ke Tanah Kanaan sesuai dengan perintah Tuhan kepadanya, dan kisah-kisah lain selama dalam perjalanannya seperti Abraham merelakan isterinya diambil oleh Firaun dari Mesir.
Kisah tentang Ishak dan Ismail juga sangat rinci disajikan di Alkitab sedangkan di terjemahan Al Quran kisah itu disajikan di beberapa surat dan tidak serinci di Alkitab.
Di Alkitab, kisah lengkap dari setiap sosok seperti kisah Nabi Nuh dapat dibaca. Kadang Nuh disebut di kitab lain, tetapi tidak sebanyak pada kisah di Kitab Kejadian. Di terjemahan Al Quran, kisah Nuh disajikan dalam beberapa surat.
Ketiga, ada perbedaan isi kisah. Di Alkitab, kisah Yusuf dapat dibaca lengkap- mulai dari ia lahir, masa anak-anak, dijual ke Mesir, kerja di rumah Potifar sampai isteri Potifar yang naksir sama Yusuf, yang berbuntut Yusuf masuk penjara, setelah itu jadi orang nomor dua berkuasa di Mesir, sampai kisah tentang tulang-tulangnya dibawa bangsa Israel dari Mesir ke Tanah Perjanjian. Cukup rinci kisahnya. Di terjemahan Al Quran, kisah itu tidak ditulis seperti bagaimana Alkitab menyajikannya.
Keempat, perbedaan waktu penulisan. Ada jarak minimal 600 tahun antara waktu penulisan Alkitab dan Al Quran. Kitab terakhir di Alkitab ditulis kira-kira akhir abad pertama atau 1900 tahun lalu.
Al Quran ditulis kira-kira 1400 tahun lalu. Seluruh kitab di Alkitab ditulis dalam kurun waktu 1500 tahun sedangkan Al Quran ditulis kira-kira dalam kurun 22 tahun.
Kelima, konteks narasi berbeda. Banyak kisah di Alkitab mengambil konteks di Israel, sebagian di Ur, Mesir dan Babel sedangkan konteks kisah di terjemahan Al Quran banyak di Tanah Arab.
Saya tidak yakin apakah orang beragama Kristen dan beragama Islam dapat mencapai titik temu dalam membahas topik apapun dari kedua Kitab Suci. Itu tidak mungkin. Isinya berbeda. Kisahnya berbeda. Konsep Allah juga berbeda.
Apakah ada manfaat dialog agama antara pengikut agama Kristen dan pengikut agama Islam? Barangkali, itu hanya membuang-buang waktu dan energi.
Tidak mudah menahan emosi dalam dialog kalau dalam dialog muncul pandangan yang sangat berbeda dengan padangan pihak lain.
Yang berdialog bisa mengumbar kata-kata yang penuh emosi. Dan kalau sudah emosi, tidak mungkin rasio efektif berdialog.
Membaca Dua Kitab Suci Sekaligus
Kalaupun misalnya mau berdialog, salah satu saran yang dapat dilakukan sebelum berdialog adalah membaca kedua Kitab Suci. Tentu, ini sudah membutuhkan energi banyak.
Untuk membaca Alkitab sampai selesai misalnya, dibutuhkan waktu 5 tahun; untuk membaca terjemahan Al Quran sampai selesai bisa kurang dari 5 tahun.
Anda yang Muslim misalnya bisa membaca kisah satu tokoh di dua Kitab Suci: Alkitab dan Al Quran. Kisah Ibrahim atau Abraham misalnya; bagaimana kisah tokoh ini disajikan di kedua Kitab Suci. Anda yang beragama Kristen juga bisa membaca kisah tokoh yang sama.
Anda akan melihat narasi yang berbeda. Sudah tentu akal tidak tinggal diam. Meminjam istilah Jostein Gaarder, penulis buku Sophie's World, Anda bisa berfilsafat. Anda dapat bertanya.
Namanya berfilsafat, pertanyaan apapun bisa muncul sekalipun tidak selalu ada jawabnya. Akal mungkin menyodorkan beberapa pertanyaan apalagi kalau Anda menemukan ketidakkonsistenan di kedua Kitab Suci. Diskusi Agama Islam dan Kristen
Kitab Suci Ditulis Bukan untuk Dimonopoli Elit Agama Membaca Alkitab dan Al Quran adalah salah satu jalan yang relatif 'mudah' untuk mengenal ajaran
dua agama yang berbeda.
Kitab Suci ditulis untuk dibaca oleh manusia. Itu tidak ditulis untuk dimonopoli oleh pemimpin elit agama. Orang yang tinggal di desa pun dapat membacanya selama ia bisa membaca huruf dan memahami arti kata yang disajikan di Kitab Suci.
Bila ia dapat membaca huruf dan memahami makna kata- ini dapat menolong dia untuk menangkap minimal sebagian isi kisahnya. Kalau seseorang mendapat anugerah, Tuhan sendiri akan memberikan pencerahan
langsung kepadanya.
Tidak mutlak harus ada penuntun saat membaca Kitab Suci. Jadi, Anda tidak perlu takut membaca Kitab Suci- apakah itu Alkitab atau terjemahan Al Quran.
Tuhan akan menuntun Anda bila Sang Ilahi menghendaki Anda menemukan kebenaran dari Kitab Suci. (JM)
Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com