Ada relasi antara ajaran agama dan etos kerja (etika kerja). Dalam artikel berjudul Bagaimana Pola Pikir Terbentuk, saya menuliskan bahwa informasi yang kita terima membentuk pola pikir, paradigma dan cara pandang dan seterusnya akan menentukan etos (budaya) kerja kita. Ini sudah 'hukum alam.' Kita 'dibentuk' oleh informasi yang kita terima.
Sebut saja agama. Apakah informasi itu diterima berupa khotbah, nasihat atau dalam bentuk teks- ini menjadi 'bahan baku' untuk pola pikir.
Prinsip-prinsip terhadap etika kerja, pekerjaan, uang, waktu, keluarga, dan berbagai hal lainnya ditentukan oleh informasi yang diterima dari para elit agama. Semakin sering informasi itu kita terima semakin kuat pola pikir demikian di dalam diri kita.
Belum ada formula yang konsisten yang mengungkap relasi antara ajaran agama dan etika kerja.
Tidak selalu masyarakat yang beragama memiliki etos (budaya) kerja yang baik.
Sebagian besar penduduk negara-negara di Timur memeluk agama, tapi etika kerjanya kalah jauh dari negara-negara Barat yang presentase penduduk yang beragama lebih kecil dari negara-negara
di Timur.
India yang mayoritas penduduknya beragama Hindu, negara-negara Arab yang mayoritas penduduknya beragama Islam, Indonesia yang mayoritas penduduknya beragama Islam, dan Philipina yang mayoritas penduduknya beragama Katolik- etika kerja masyarakat di negara-negara ini masih ketinggalan dari negara-negara Barat.
Begitu juga etika kerja penduduk dari negara-negara di Amerika Selatan masih kalah jauh dari penduduk dari negara-negara Eropa Barat dan Amerika Utara.
Bahkan dalam beberapa aspek etika kerja Jepang melebihi etika kerja penduduk di negara-negara Barat.
Sebaliknya, etika kerja masyarakat di Eropa Barat dan Amerika Utara jauh lebih baik dari bangsa-bangsa lain sekalipun mayoritas penduduknya lagi percaya kepada Tuhan atau tidak beragama. Jadi, tidak ada relasi yang konsisten antara agama dan etos kerja.
Mengapa bangsa-bangsa tertentu lebih maju dari bangsa lain- ini merupakan pertanyaan menarik. Apakah agama merupakan kunci terpenting terhadap kemajuan?
Sekalipun fakta-fakta di lapangan menunjukkan hasil yang berbeda, tidak dapat dipungkiri bahwa agama merupakan sumber benih yang bagus untuk menghadirkan etika kerja yang bagus.
Memiliki benih yang bagus tidak cukup. Benih yang bagus membutuhkan lahan yang bagus. Tetapi, benih dan lahan yang bagus pun juga tidak cukup; dibutuhkan pertumbuhan.
Demikian juga untuk memunculkan etos kerja unggul. Beragama dan memiliki lingkungan yang bagus saja tidak cukup.
Dua-duanya dibutuhkan, tetapi yang paling penting adalah pertumbuhan. Ketiga-tiganya harus ada.
Benih yang bagus, lahan yang bagus dan pertumbuhan harus ada secara bersama-sama. Dalam hal ini, agama hanyalah salah satu elemen untuk menghadirkan etika kerja unggul.
Pertanyaan:
Link Terkait
Pengertian Etos Kerja
Budaya Kerja Dipengaruhi oleh Keyakinan
Tips Menanam Benih Budaya Kerja Unggul dalam Hidup Pribadi
Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com
Berlangganan
Putra-Putri-Indonesia.com (Free)