Langkah Menuju Negara Maju
Rabu
lalu saya diundang oleh mitra bisnis saya orang Malaysia datang ke
Kuala Lumpur untuk melihat dan mendengar info produk dan jasa yang mau saya
jual di Indonesia. Saya menerima undangannya.
Saya
naik pesawat Batik Air dari Jakarta jam 14.40 dan tiba di Kuala Lumpur
International Airport jam 17.30; satu jam lima puluh menit naik pesawat.
Ada perbedaan waktu satu jam antara Jakarta dan Kuala Lumpur.
Saya naik kereta api dari Kuala Lumpur International Airport ke Kuala Lumpur Central. Saya memperhatikan kereta api yang membawa saya. Kereta api relatif bersih.
Saya juga memperhatikan areal sepanjang rel kereta api. Tidak ada bangunan-bangunan kumuh.
Dari
Kuala Lumpur Central, saya mengambil taxi ke Double Tree by Hilton
Hotel. Saya dilayani dengan baik oleh petugas dan tidak ada kesan
'dikerjain'. Jasa taxi ditawarkan dengan tertib.
Dengan baik petugas di airport
memberitahu biaya taxi, yang hanya 18 Ringgit Malaysia (setara dengan
Rp65.000) untuk 20 menit perjalanan KL Central ke hotel.
Langkah Menuju Negara Maju
Sembari naik taxi, saya lihat lalu lintas di jalan. Sekalipun relatif padat, jalan tidak sampai macet. Lalu lintas tertib dan jalan lancar sekalipun pada jam-jam sibuk (pulang kantor). Tidak terdengar klakson mobil.
Saya tiba di Double Tree kira-kira jam 19.00. Karena hotel sudah penuh, saya dibantu oleh petugas hotel mencari hotel yang dekat dengan Double Tree.
Saya disuruh pergi ke MiCasa All Suites Hotel yang hanya lima menit naik taxi dengan ongkos RM10 (Rp35.000).
Besoknya
(Kamis pagi), atas saran pegawai hotel saya berjalan kaki dari hotel Micasa ke Double Tree. Dia bilang Double Tree tidak jauh. Sepanjang jalan Tun Abdul Razak,
saya memperhatikan trotoar jalan- apakah ada sampah bertaburan di sana
sini. Hampir tidak ada sampah di sepanjang jalan. Puntung
rokok juga tidak ada.
Langkah Menuju Negara Maju
Acara
saya di Double Tree hanya setengah hari. Setelah membicarakan produk
dengan mitra bisnis dari United Kingdom dan Malaysia, kami makan siang
bersama dan berfoto. Setelah itu, saya pamit kepada rekan bisnis saya
untuk melihat sekilas kota Kuala Lumpur.
Karena
waktu saya terbatas, hanya dua jam, saya putuskan pergi ke area
Petronas Tower (Kuala Lumpur City Center), ikon negara Malaysia. Saya berjalan dari hotel melalui jembatan
penyeberangan sampai ke stasiun LRT Ampang Park.
Jembatan
penyeberangan beda kualitas dengan yang di Jakarta. Di Jakarta, masih terdengar bunyi yang tidak sedap kalau jalan di jembatan seperti penyeberangan Semanggi-Bundaran Hilir.
Saya naik LRT dari Ampang Park ke areal Petronas Tower dengan ongkos hanya RM1.10 (kira-kira Rp35.000). Perjalanan dengan LRT hanya butuh lima menit. Saya tiba di area Petronas Tower.
Saya keliling taman; di tengah taman ada air mancur. Saya minta seseorang untuk mengambil foto saya, tetapi orang itu ketahuan oleh petugas sedang merokok.
Petugas keamanan (security) langsung memberi tahu bahwa di taman tidak boleh merokok. Tidak ada puntung rokok saya lihat di areal taman itu. Sampah juga tidak saya lihat berserakan di mana-mana.
Bagaimana Malaysia dapat membangun kota Kuala Lumpur seperti sekarang? Saya tidak membandingkan negara kita dengan negara-negara maju yang sudah saya kunjungi seperti Amerika Serikat, Belanda, Jerman Barat, Belgia, Jepang, dan Singapore.
Saya hanya membandingkan dengan Malaysia, yang jaraknya hanya dua jam naik pesawat dari Jakarta.
Tentu, bisa berhari-hari membahasnya. Dan begitu banyak faktor
yang berperan untuk mencapai status negara maju.
Kalau saya ditanya dari mana memulai membangun kota atau negara- saya akan mengatakan,
mulailah dengan membaca buku. Bila kita dan putra putri kita memiliki
kebiasaan membaca buku, ada harapan negara kita menjadi negara maju.
Anda tentu bertanya apa hubungan membaca buku dengan negara maju. Saya akan jelaskan di halaman lain. (JM)
Renungan:
1. Cobalah bertanya kepada diri Anda- apakah kebiasaan membaca buku sudah Anda miliki?
2. Bila belum, pergilah ke toko buku. Beli satu buku yang Anda minati dan baca buku itu di rumah sampai selesai.
LINK TERKAIT
Pembukaan Undang-Undang Dasar 194
Falsafah Hidup dan Kehidupan Bernegara
Agama dan Kehidupan Bernegara, Apa Hubungannya?
Menelusuri Akar Permasalahan Bangsa
Bagaimana Mewujudkan Revolusi Mental?
Kunci Sukses Program Revolusi Mental
Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com