Mengurangi kebiasaan mengkritik bukan perkara gampang. Kebiasaan mengkritik tidak dapat disingkirkan dengan mudah dari pikiran. Tidak perduli apakah ia pemimpin agama, politisi, pejabat tinggi, filosof, dosen, bergelar tinggi, berstatus sosial tinggi di masyarakat, citra buruk ini tidak mudah digusur.
Bahkan dalam pengalaman hidup orang yang paling rohani sekalipun, hal ini masih muncul. Ibarat luka yang membekas, citra negatif ini tidak bisa disembuhkan sepenuhnya. Ini tidak dapat juga diobati dengan mengoleskan kata-kata mutiara semata atau dengan metode pengosongan diri.
Tidak ada kiat cepat untuk menyisihkannya. Yang bisa dilakukan adalah menguranginya.
Ada beberapa langkah untuk mengurangi kebiasaan mengkritik. Pertama, usahakanlah untuk diam sejenak bila Anda menerima informasi lisan atau tulisan.
Dengarkanlah baik-baik apa yang diucapkan orang. Biarkan informasi mengalir dan tahan diri Anda untuk tidak cepat-cepat memberikan reaksi.
Kedua, bila ada hal yang baru, dapatkan infomasi dan pengertian tentang hal itu.
Kadang yang dimaksud orang lain untuk istilah tertentu tidak sama dengan yang Anda maksud. Mungkin saja ia benar; mungkin juga tidak. Jadi, berhati-hatilah untuk tidak cepat-cepat memberikan reaksi terhadap hal-hal yang baru.
Ketiga, pikirkan dan kembangkanlah ide dari informasi yang Anda terima.
Orang lain sering menyodorkan ide yang mentah; tidak ada data pendukung. Ide hanya terlintas dalam pikiran atau terbaca dari koran, kemudian diteruskan kepada orang lain.
Dengan menerima ide yang mentah, Anda dapat memikirkan ide yang lebih matang dan lebih baik dari ide sebelumnya. Dengan demikian, kebiasaan mengkritik dapat dikurangi.
Ke-empat, lihatlah hal yang positif dari informasi yang diterima.
Selalu ada hal-hal yang berguna dari informasi yang disodorkan. Ucapan yang jelek sekalipun bisa menjadi contoh yang baik untuk tidak dilakukan; apalagi ucapan atau tulisan yang berbobot.
Oleh karena itu, pikirkanlah paling tidak satu hal positif dari informasi yang diterima. Bila perlu, catatlah hal itu dalam buku catatan Anda bila sewaktu-waktu diperlukan.
Kelima, bersikap kritislah terhadap informasi yang diterima setelah melakukan langkah 1, 2, 3 dan 4.
Informasi yang diberikan orang lain bisa tidak benar, meragukan, atau spekulatif. Bila Anda menerima informasi yang demikian, sodorkan informasi penyeimbang. Dengan demikian, Anda mendiskreditkan informasi yang tidak akurat.
Ke-enam, jagalah emosi Anda agar tetap tenang.
Kadang orang menyodorkan informasi tanpa emosi; tidak ada maksud apa-apa selain untuk diketahui orang. Namun, ada juga memberikan informasi atau pendapat dengan emosi yang biasa; ada juga yang memberikan informasi dengan emosi yang sedang sampai meluap-luap. Masih ada juga yang senang memberikan informasi untuk membangkitkan emosi orang lain.
Oleh karena itu, bersikaplah tenang dan berusahalah untuk menahan emosi Anda serendah mungkin. Bila perlu, jangan memberi reaksi apapun. Dengan diam, energi Anda tidak terbuang.
Semoga hal-hal praktis ini bermanfaat buat Anda untuk mengurangi kebiasaan mengkritik.
Selamat mencoba.
Renungan:
Link Terkait
Pola Pikir (Kerangka Berpikir) Sebagai Fondasi Seluruh Tindakan Kita
Bagaimana Pola Pikir Terbentuk?
Bagaimana Pola Pikir Berubah?
Faktor X dalam Proses Perubahan Pola Pikir
Tips Merubah Pola Pikir
Mata Kuliah Filsafat: 'Nutrisi' untuk Pikiran
Melatih Pikiran dengan Membaca
Kekuatan Berpikir Negatif (Kritis)
Tips Mengurangi Kebiasaan Mengkritik
Delapan (8) Tips Mencegah Stress Berlebihan
Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com
Berlangganan
Putra-Putri-Indonesia.com (Free)