Pandangan tentang Kerja
Beberapa hari yang lalu, ada dua kalimat inspiratif muncul di grup WA yang penulis ikuti. Kalimat pertama, yaitu "Janganlah merasa puas dengan apa yang telah engkau capai, tetapi sadarilah apa yang belum kau capai yang seharusnya kau capai,."
Kalimat kedua, adalah "Terimalah apa adanya, karena semua itu berkah dari Tuhan adanya," yang ditulis oleh seorang anggota group WA meresponi kalimat pertama di atas.
Dua
kalimat inspiratif di atas layak mendapat perhatian karena kedua kalimat
itu dapat memberi illustrasi perbedaan pandangan dua tokoh reformasi di
abad 16 mengenai kerja- John Calvin dan Martin Luther- yang akhirnya,
membedakan kondisi sosial, ekonomi dan budaya di negara-negara yang
dipengaruhi kedua tokoh tersebut dari negara-negara yang tidak.
Pandangan Calvin tentang kerja dapat diillustrasikan dengan kalimat pertama, "Janganlah merasa puas dengan apa yang telah engkau capai, tetapi sadarilah apa yang belum kau capai yang seharusnya kau capai."
Pandangan Luther dapat diillustrasikan dengan kalimat kedua, "Terimalah apa adanya, karena semua itu berkah dari Tuhan adanya."
Bagi Luther, pekerjaan apa saja, kecuali pekerjaan yang amoral seperti pelacur, adalah anugerah Tuhan dan patut disyukuri. Apakah pekerjaan itu sebagai pendeta, pastor, kiyai, ustad, guru, petani, pengusaha, professional, pedagang atau 'office boy'- semuanya sama di hadapan Tuhan.
Tidak
ada perbedaan kelas antara pekerjaan yang satu dan yang lain. Tidak ada
pekerjaan yang lebih mulia daripada yang lain. Tidak ada pekerjaan yang
bersifat sekuler. Setiap pekerjaan sakral sifatnya. Demikian pandangan
Luther.
Pandangan-tentang-kerja Calvin mengambil kerangka
pandangan Luther. Yang membedakan Calvin dari Luther adalah bahwa Calvin
tidak berhenti pada pekerjaan saat ini atau apa yang telah dan yang
sedang dikerjakan, tetapi apa pekerjaan yang seharusnya dikerjakan.
Pemikiran
ini diilhami, salah satu, oleh dampak dosa. Calvin menyadari akibat
dosa terhadap natur manusia dan alam. Dosa merusak natur manusia dan
alam. Sekalipun tidak ada perubahan phisik, manusia dan alam tidak lagi
pada kondisi yang orisinil. Ada perubahan orientasi.
Manusia
tidak dapat lagi mengikuti petunjuk Sang ilahi. Alam juga mengalami
perubahan. Akibat dosa manusia, dunia kerja dan setiap institusi yang
dibuat oleh manusia tidak luput dari kelemahan dan kekurangan. Dunia
kerja dan institusi tidak lagi seperti yang dikehendaki Sang Ilahi.
Calvin
lebih lanjut berpendapat bahwa dunia ini seharusnya sinkron dengan
kehendak Sang Ilahi. "Jadilah kehendak-Mu di bumi seperti di surga,"
begitu salah satu kalimat isi doa yang diajarkan bagi orang-orang suci.
Dunia kerja sedapat mungkin sesuai dengan kehendak Sang Ilahi.
Oleh karena itu, orang yang berhati
nurani yang suci dapat merubah posisi kerja untuk menggenapi rencana
Sang Ilahi di bumi. Orang yang hatinya lurus dan tulus, menurut Calvin,
harus berpikir bagaimana seharusnya mengelola dunia ini termasuk dunia
kerja.
Pandangan Calvin merangsang para pengikutnya untuk aktif merubah posisi kerja dan mereformasi institusi-institusi yang ada di masyarakat dan pemerintah.
Pandangan tentang Kerja
Mereka tidak berhenti pada pekerjaan yang sudah atau sedang dilakukan, tetapi apa yang belum dicapai yang seharusnya dicapai. Mereka aktif mereformasi dunia kerja.
Di kemudian hari, pengaruh Calvin maupun Luther berdampak pada kondisi sosial, ekonomi dan budaya. Kondisi sosial, ekonomi dan budaya negara-negara yang dipengaruhi Calvin dan Luther lebih baik dari pada negara-negara yang tidak dipengaruhi kedua tokoh tersebut. Swiss, Inggris, Belanda, dan Scotlandia dipengaruhi oleh Calvin; Jerman dan negara-negara Scandinavia dipengaruhi oleh Luther.
Kaum Puritan dari Inggris yang hijrah ke Amerika Utara, kemudian mempengaruhi Amerika Serikat. Belajar dari pengalaman religius dan politik di Inggris, dunia politik Amerika Serikat mengalami reformasi dan demokrasi di Amerika merupakan pencapaian tertinggi pengaruh Calvin di bidang politik, yang menjadi model bagi mayoritas negara di dunia.
Pandangan tentang Kerja
Meminjam istilah strategi bermain sepak bola, pandangan Calvin adalah gaya 'Total Football (Offensive)' dari Belanda atau Tiki Taka
(turunan dari Total Football) dari Spanyol, sedangkan pandangan Luther
adalah gaya Catenaccio (Defensive) dari Italia. (JM)
Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com