SEMINAR MOTIVASI
Motivasi kerja karyawan menurun? Kinerja buruk? Suka bolos, izin, sakit atau mencari alasan lain untuk tidak datang ke kantor?
Ini isu yang sering dihadapi 'business owner', direktur atau Manager HRD. Ini sudah penyakit umum di perusahaan manapun.
Beragam insentif dapat diberikan untuk meningkatkan motivasi karyawan. Salah satu adalah dalam bentuk uang atau fasilitas kesehatan, transportasi dan fasilitas menarik lainnya.
Para Business Owner atau Direksi yang mengamini Teori Manajemen Frederick Taylor akan memiliki pekerja-pekerja yang stress dan kurang motivasi.
Taylor menilai manusia dari sisi materi (uang) saja. Ia menganggap bahwa pekerja hanya termotivasi kalau pekerja diberikan uang. Semakin banyak uang diberi semakin besar motivasi.
Namun, motivasi pekerja akan turun karena gaji menarik atau insentif yang diberikan tidak menyentuh persoalan pekerja yang paling mendalam.
Ketika motivasi mau ditingkatkan dengan pendekatan yang sama, hasilnya tidak akan berbeda.
Pimpinan perusahaan juga akan berpikir 10 kali untuk menambah anggaran untuk menaikkan gaji atau fasilitas lain agar motivasi meningkat apalagi kalau 'cash flow' perusahaan juga tidak cukup sehat.
Persoalan utama pekerja bukanlah semata-mata soal upah, fasilitas kesehatan atau fasilitas lain seperti perumahan atau transportasi.
Insentif berupa materi bagus untuk memelihara motivasi kerja untuk sesaat. Pekerja bisa semangat bila gaji bulanan naik atau ada bonus tahunan.
Namun, untuk membuat pekerja memiliki motivasi tinggi bukan hanya dengan pendekatan materi.
Insentif berupa uang atau fasilitas kesehatan perumahan atau transportasi tidak akan pernah menyentuh inti permasalahan dasar pekerja.
Solusi terhadap motivasi rendah tidak terletak pada besar uang atau insentif yang diberikan. Motivasi adalah masalah jiwa, pikiran atau 'state of mind.'
Seminar Motivasi
Di halaman ini diberikan beberapa tips. Pertama, perlu dipahamilah bahwa pekerja memiliki jiwa dan tubuh. Jiwa dan tubuh tidak terpisah, tetapi merupakan satu kesatuan.
Jiwa dan tubuh saling mempengaruhi, tetapi jiwalah yang memimpin tubuh.
Bila kebutuhan phisik kurang- ini akan berpengaruh kepada jiwa sampai pada tahap tertentu. Bila upah pekerja rendah sedangkan ia pantas mendapatkan upah yang lebih besar, ia bisa berpikir bahwa perusahaan mengeksploitirnya.
Pekerja bisa memberontak sekalipun tidak selalu ditunjukkan dalam bentuk phisik. Muncul pergulatan dalam jiwa. Ia dapat memberontak dalam pikiran. Pekerja bisa stress.
Bila ide memberontak sudah muncul dalam pikiran- ini bisa dikonversikan dalam bentuk phisik. Aksi mogok misalnya merupakan salah satu bentuk dari pemberontakan ini.
Apa yang terjadi dalam pikiran akan bermuara pada tubuh berupa sikap dan tindakan.
Kedua, perlu memberikan kebutuhan pikiran dan tubuh dengan seimbang. Tidak cukup hanya memberikan insentif berupa materi seperti kenaikan upah, fasilitas kesehatan, dan beragam fasilitas menarik lainnya.
Untuk seketika- ini baik; untuk jangka panjang, ini tidak baik buat pekerja maupun untuk perusahaan. Jadi, memberikan kebutuhan pikiran pekerja sangat penting.
Dengan kata, lain,
karyawan perlu mendapat pendidikan, khususnya pendidikan tentang siapa
dirinya, apa persoalan utama dirinya dan apa tujuan hidupnya.
Dengan
memberikan nutrisi kepada pikiran, pekerja tidak lagi hanya terfokus
pada masalah-masalah kebutuhan phisik, tetapi juga kebutuhan jiwanya.
Ini akan mencegah terjadinya kerugian yang lebih besar akibat kinerja
buruk dari pekerja termasuk tindakan-tindakan lain seperti aksi mogok.
Selain itu, Anda dan pekerja bisa terhindar dari stress.
Tentu masih ada faktor-faktor lain. (Penulis: Judika Malau)
Seminar Motivasi
Kritik terhadap Teori Motivasi Maslow
Apa Itu Wawasan Dunia (Worldview)?
Bagaimana Mencegah Stress Berlebihan?
Copyright 2009-2023 putra-putri-indonesia.com
Berlangganan
Putra-Putri-Indonesia.com (Free)
KONTAK
0813-1141-8800
0813-1122-1148
Bagaimana Menambah Penghasilan Anda dengan Modal Kecil?